Pembelajaran Senam Irama
---Senam
irama menurut perkembangannya ada tiga aliran, yaitu terdiri atas:
1.      Senam
irama yang berasal dari seni sandiwara
2.      Senam
irama yang berasal dari seni musik
3.      Senam
irama yang berasal dari seni tari (balet)
1.      Senam
irama yang berasal dari seni sandiwara, dipelopori oleh Delsarte tahun 
1811 –
1871, seorang sutradara. Ia menghendaki agar gerakan dalam sandiwara 
yang
dibuat-buat itu dapat dilakukan dengan gerakan yang wajar. Tetapi ia 
belum
berhasil, karena sifat kesandiwaraan masih terlihat dalam aliran ini. 
Dialah
yang pertama-tama menciptakan system senam irama.
2.      Senam
irama yang berasal dari seni music ini dipelopori oleh Jacques Dalcroze,
seorang guru music yang ingin menyatakan lagu-lagu dalam bentuk gerakan.
 Dalam
sistemnya sudah tentu lebih mementingkan music dari pada gerakan.
Murid Dalcroze, Bode,
 berpendapat bahwa gerakan itu
harus digerakkan dari dalam ke feri-feri. Maka senamnya terkenal dengan 
nama
“Ausdruk Gymnastiek” artinya senam yang dijalankan dengan penuh 
perasaan. Murid
Bode adalah yang sangat senang memberikan latihan dengan alat seperti 
bola,
gada dan simpai.
3.      Senam
irama yang berasal dari seni tari, dipelopori oleh Rudolf Laban tahun 
1879 –
1958. Ia berpendapat bahwa senam irama mengandung:
-         
Dressur
-         
Prestasi olahraga
Prinsip 
gerakan-gerakan dalam senam
irama ditentukan oleh:
1.      Irama
2.      Kelentukan
tubuh dalam gerakan (flexibilitas)
3.      Kontinuitas
gerakan
Karena sifat tekanan 
seperti hal-hal
tersebut di atas itu lebih banyak dimiliki oleh putri, maka senam irama 
umumnya
dilakukan oleh putri.
Irama
Pada
dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di Sekolah Menengah 
Pertama
maupun di sekolah Menengah Atas, misalnya irama: 2/3, 3/4, 4/4 dan 
sebagainya. 
Kelentukan
tubuh dalam gerakan (flexibilitas).
Prinsip
kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat latihan yang tekun dan 
akan
makan waktu yang cukup lama.
Kontinuitas
Gerakan
Kontinuitas
gerakan akan diperoleh dari rangkaian gerak-gerak senam yang telah 
disusun
dalam bentuk rangkaian yang siap ditampilkan. Ini membutuhkan latihan 
yang
tekun dan cukup lama. Maka demi terciptanya keserasian dalam gerak irama
 harus
dikuasai secara matang. Sebelum menginjak pada latihan dengan alat 
seperti
pita, bola, gada, tali dan simpai, terlebih dahulu harus mengenal dan 
menguasai
latihan dasar yaitu: macam-maam langkah, ayunan lengan dan sikap 
tubuh/posisi
tubuh di dalam melakukan latihan.
A.  
Macam-Macam
Langkah
1.      Langkah
biasa (looppas)
Gunakan irama 2/4 
(dd), 3/4 (ddd),
4/4 (dddd) diambil sikap tegak, langkah kaki kiri, kedua lengan lepas di
samping badan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke depan 
dengan
meletakkan tumit di depan telapak kaki kiri lalu baru ujung jari kaki 
yang
terakhir. Bilangan “dua” ganti langkah kaki kiri. Ingat, di dalam 
melangkah
lutut harus mengeper, tumit harus dijatuhkan.
2.     Langkah
rapat (bijtrekpas)
Sikap tegak langkah 
kaki kiri. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” kaki kanan
melangkah dan letakkan telapak-telapak kaki kanan sejajar dengan telapak
 kaki
kiri, lutut mengeper. Berikutnya ganti kaki kanan melangkah, kiri rapat,
ngeper. Lebih tepat gunakan irama 3/4 (ddd) dan 4/4 (dddd).
3.     Langkah
kesetimbangan (balanspas)
Sikap tegak langkah 
kaki kiri. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Pada bilangan “dua” kaki 
kanan
menyusul dan sebelum kaki kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri 
mundur
diikuti kaki kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri mundur diikuti
 kaki
kanan mundur merapat tetapi tidak ada saat berhenti. Irama 3/4 (ddd) dan
 4/4
(dddd).
4.     Langkah
depan (galoppas)
Untuk
memudahkan belajar galoppas ini langkah bijtrekpas sampai lancer baru ke
galoppas yang sebenarnya. Sikap tegak kaki kanan. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kanan. Bilangan “dua” kaki kiri menyusul dan 
bersama-sama kaki
kanan melangkah lagi (satu-hep-dua). Selanjutnya langkahkan kaki kiri 
disusul
langkah kaki kanan, kemudian langkah kaki kiri lagi. Irama 3/4 (ddd) 
atau 4/4
(dddd).
5.     Langkah
tiga (wallpas)
Harus menggunakan 
irama 3/4 (ddd).
Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki 
kanan
lebar ke depan (selebar langkah normal). Bilangan “dua” langkahkan kaki
setengah langkah dan angkat tumit. Bilangan “tiga” langkahkan kaki kanan
setengah langkah dan angkat, selanjutnya ganti mulai kiri.
Koreksi: lutut jangan
 ditekuk,
pandangan ke depan.
6.     Langkah
silang (kruispas)
Sikap tegak anjur 
kiri. Pada
bilangan “satu” silangkan  kaki kiri di
muka kaki depan. Bilangan “dua” kaki kanan langkah ke samping kanan. 
Kruipas:
dapat mengambil sikap tegak langkah. Irama 2/4 (dd).
7.     Langkah
samping (zijpas)
Sikap tegak langkah 
kaki kanan.
Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke samping kanan. Bilangan 
“dua”
langkahkan kaki kiri rapatkan kaki kanan (langkah rapat-samping rapat). 
Irama
2/4 (dd).
8.     Langkah
ganti (wisselpas)
Sikap
tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke 
depan.
Bilangan “dua” tepat saat mengucapkan “du” putar kaki kiri dan 
bersama-sama
dengan “a” letakkan kaki kiri dan langkahkan kaki kanan ke depan dengan 
cepat.
Langkah berikutnya mulai dengan kaki kiri. Irama 4/4 (dddd) atau 2/4 
(dd).
9.      Langkah
lingkar (huppelpas)
Sikap tegak langkah 
kaki kiri. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” angkat 
kaki kanan
hingga sikap paha kurang lebih 90º (kiri-kanan-kanan-kiri). Irama 4/4 
(dddd)
atau 2/4 (dd)
10.  Langkah
pantul (kaatspas)
Sikap tegak langkah 
kaki kiri. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan, kaki kanan angkat. 
Bilangan
“dua” (langkah) letakkan kaki kanan ke tempat semula, angkat kaki kiri. 
Latihan
mulai dari kaki kanan pula. Langkah pantul ini bisa dikerjakan, ke 
samping dan
samping ke samping silang. Sikap: tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan
 “satu”
langkahkan kaki kanan ke samping kanan kaki kiri. Angkat. Irama 4/4. 
Variasi I:
muka-belakang-kiri-kanan.
Variasi II:
muka-belakang-samping-silang.
11.  Langkah
silang lingkar (schaatsenrijderpas)
Sikap tegak 
langkahkan kaki kiri. Pada
bilangan “satu” angkat kaki kiri, tekuk pada paha silangkan paha kiri di
 depan
kaki kanan. Bilangan “dua” letakkan kaki kiri. Bilangan “tiga” dan 
“empat”
ganti kaki kanan. Irama 2/4, 4/4.
 
 
12.    
Langkah
 putar
silang (draipas)
Sikap langkah kaki kiri. Pada 
bilangan “satu”angkat dan
langkahkan kaki kiri ke samping kiri. Bilangan “dua”putar badan 180° ke 
kiri
dan lanhkahkan kaki kanan, hingga menghadap ke arah sebaliknya. Bilangan
“tiga”putaran dilanjutkan, angkat kaki kiri dengan putaran melalui 
belakang
kaki kiri diletakan di samping kaki kanan kembali ke hadap semula. Jika 
mulai
dengan tegak anjur, maka pada bilangan “satu” kaki kiri tinggal memegang
mengangkat pada “sa” dan diletakan lagi pada “tu” (angkat – putar – 
samping –
belakang ).
B.   
Latihan Tubuh Dengan Sikap Berdiri
1.    
Sikap permulaan tegak
langkah kaki kiri kedua lengan di samping badan
Bilagan
“1” langkahkan kaki kiri ke samping kiri kedua lengan lurus ke atas. 
Bilangan
“2” liukkan badan ke samping kanan dengan memindahkan berat badan ke 
samping
kanan dengan memindahkan berat badan ke kiri. Kaki kanan lurus, kaki 
kiri
ditekuk. Bilangan “3”tegak kembali. Bilangan “4” kaki kiri rapat, kedua 
lengan
kembali ke samping badan Irama 4/ 4 atau 2/ 4.
2.        
Sikap
permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan lurus ke depan
Bilangan
“1” putar lengan kanan ke samping kanan badan, langkahkan kaki kanan ke
belakang. Bilangan “23” liukkan badan ke samping kiri, lengan kanan di 
samping
atas kepala. Bilangan “3” badan tegakkan, lengan kanan ayunkan kembali 
ke depan
pada bilangan “4”. Irama 4/ 4.
3.        
Sikap
permulaan tegak anjur kaki kiri kedua lengan ke samping kanan 
Bilangan
“1” dan “2” putar kedua lengan ke muka badan satu setengah lingkaran 
berakhir
pada bilangan “2” di sebelah kiri dan kaki kanan di angkat lurus ke 
samping.
Bilangan “3” dan “4” putar kembali kea rah kebalikan. Irama 4/ 4.
4.        
Sikap
 permulaan
tegak langkah kaki kiri kedua lengan dengan meluruskan ke depan
Bilangan “1” ayun lengan ke 
belakang. Bilangan “2” ayun
kembali ke depan. Bilangan “3” dan “4” putar kedua lengan melalui bawah 
di
samping badan. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang sama dengan arah
kebalikan . ingat, lutut selalu mengeper.
5.        
Sikap
 permulaan
anjur kaki kiri, ke samping kiri kedua lengan rentangkan.
Bilangan “1” ayun kedua lengan 
silang dimuka badan.
Bilangan “2” ayun lengan kembali. Bilangan “3” ayun kedua lengan silang 
ke
belakang badan. Bilangan “4” ayun lengan kembali. Ingat pindahkan berat 
badan.
Bilangan “5”,”6” ulang “1”,”2” bilangan “1”,”2” bilangan “7”,”8” 
ulang”3”,”4”.
6.        
Sikap
 permulaan
anjur kiri ke samping kiri kedua lengan rentangkan kesamping
Bilangan “1” ayun kedua lengan 
silang dimuka badan.
Bilangan “2” ayun kembali. Bilangan “3” dan “4”, putar kedua lengan 
silang
dimuka badan. Bilangan “5” ayun kedua lengan kesamping. Bilangan “6”ayun
 kembali
bilangan “7” dan “8” putar kedua lengan keluar (ke samping). Ingat 
pindahkan
berat badan. Irama 4/4 dan ¾.
7.        
Sikap
 permulaan
tegak langkah kaki kiri, kedua lengan dimuka dada
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri 
silang ke kanan kedua
lengan terlentang pandangan ke tangan kiri. Bilangan “2” kembali kesikap
semula. Bilangan “3” langkahkan kaki kanan. Bilangan “4” kembali kesikap
semula. Ingat: langkahkan kaki dengan dengan ujung kaki dulu dan 
mengeper.
Irama 4/4. Dapat juga 2/4.
8.        
Sikap
 permulaan
tegak langkah kaki kiri, kedua lengan disamping badan
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri 
ke depan, ayun kedua
lengan lurus ke atas. Bilangan “2” pindahkan berat badan ke belakang, 
sambil
membungkukkan badan ke muka, ujung tangan ke ujung kaki, pandangan 
keperut.
Bilangan “3” tegak kembali. Bilangan “4” kaki kiri rapatkan dan kedua 
lengan
bersikap kembali kesikap semula. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang 
sama
ganti kaki. Ingat: waktu melangkah loncatan ke depan. Irama 4/4 atau 2/4
 – 3/4.
Disini
ditampilkan sebuah rangkaian yang pendek 
dan sederhana
1.      Mulai
dengan sebuah sikap awal, lalu ke posisi berlutut, dilanjutkan dengan 
berguling
pada perut kemudian duduk sambil berputar.
2.      Bangun,
berdiri lakukan putaran badan setengah lingkaran dan lakukan lari dua 
langkah
ke depan lakukan dengan split laeps.
3.      Langkah
ke depan dan tiga kali putaran badan ayunan satu tungkai ke belakang
dilanjutkan membuat sikap setimbang.
4.      Langkah
ke depan lanjutkan badan merunduk (body wave) lalu lentingkan ke 
belakang.
5.      Lakukan
dua langkah lari dengan waltz steps dan cat leap ke depan.
6.      Langkah
ke depan dan lakukan arabesque hop lalu kaki ayunkan ke depan.
7.      Melangkah
ke depan, langkahkan kaki bersama-sama (kedua kaki rapat) dan lakukan 
sebuah
loncatan “rasa”
dari tolakkan kedua kaki dengan mendarat satu kaki.
8.      Badan
berputar kemudian badan dilentingkan ke belakang.
9.      Melangkah
ke depan, dan melangkah lagi lakukan doublepirouette.
C.  
Senam
Irama Dengan Alat
Sesuai
dengan laju dan perkembangan cabang-cabang olahraga, begitu pula dengan 
cabang
olahraga senam irama, dulu disebut Rhytmic Gymnastics (senam irama) pada
 masa
sekarang disebut modern Rhytmic Gymnastics.
Pada
senam irama modern ini selain mempertandingkan rangkaian Senam Irama 
Modern
tanpa alat tangan, alat lima alat yang dipertandingkan baik secara 
perorangan
maupun secara beregu. Alat tersebut terdiri atas: bola (balls), tali 
(ropes),
simpai (hoops), pita (ribbons) dan gada (clubs).
Kelima
permainan itu boleh dimainkan secara perorangan dan boleh secara beregu.
 Setiap
alat mempunyai karakteristik masing-masing.
1.      Bola
(balls)
Ukuran bola tidak 
terlalu
besar juga tidak terlalu kecil,
asal dapat dipegang oleh jari-jari tangan dan dapat dikuasai agar tidak 
mudah
jatuh. Bola boleh terbuat dari karet atau plastik. Kompetisi berat bola 
400gr,
lingkarannya 18-20 cm.
Cara memainkannya:
Bola boleh dilempar 
ke
atas kemudian ditangkap lagi, boleh digelundungkan baik di lantai maupun
 pada
tubuh si pesenam sendiri.
2.      Tali
(ropes)
Tali seluruhnya 
terbuat
dari bahan yang halus, tidak ada tempat memegang yang khusus. Panjang 
tali
disesuaikan dengan tinggi pesenam itu sendiri. Cara mengukurnya, 
tengah-tengah
tali diinjak oleh salah satu kaki si pesenam kedua ujung tali dipegang 
oleh
tangan kiri dan kanan kemudian ujung tali yang dipegang diletakkan di 
depan
bahu. 
Cara memainkannya:
Tali dipegang 
ujungnya
baik satu tangan maupun oleh kedua tangan.
Tali bebas untuk
dimainkan, boleh dilewatkan ke atas kepala atau ke bawah telapak kaki 
sambil
loncat, boleh di lempar ke atas, yang penting tali itu tetap dikuasai dan
dimainkan selama waktu rangkaian yang sudah ditentukan.
3.      Simpai
(hoops)
Boleh dibuat dari 
kayu
atau plastik ataupun dari bahan lainnya. Berat sebuah simpai tidak lebih
 dari
300 gram, warnanya bebas boleh putih, kuning atau warna campuran
(belang-belang). . tidak termaksud tongkat untuk orang dewasa diameter 
atau
garis tengahnya. 80-90 cm diukur dari sebelah dalam.
Cara memainkannya:
Dalam penampilan 
simpai
boleh dipegang oleh satu tangan ataupun dua tangan. Sebelum dapat 
memainkan
simpai dengan baik harus dikuasai macam-macam cara pegangnya. Misalnya: 
Reguler
grip, Reserve grip, Inside grip, Outsite grip dan mixed grip. Simpai 
boleh
dilempar, boleh digelundungkan, menurut teknik dan peraturan-peraturan 
yang
berlaku.
4.      Pita
(ribbons)
Terbuat dari bahan 
yang
halus seperti kain saten. Panjang pita 6 meter tidak termaksud tongkat 
(stick)
untuk pegangan. Berat pita termaksud tongkat (stick) untuk pegangan 35 
gram.
Tongkat untuk pegangan terbuat dari kayu, bamboo atau bahan lain, 
misalnya
fiber glass. Panjang stick 50-60 cm. Diameter stick 1 cm. Mengayun, 
memutar,
mempuat angka delapan, berbelit-belit seperti ular, spiral dan 
macam-macam
lemparan.
5.      Gada
(clubs)
Terbuat dari kayu 
atau
bahan plastik, bentuk gada hampir sama dengan botol. Panjang gada 40-50 
cm.
Berat gada 150 gram.
Latihan dengan gada:
-         
Mengayun, memutar,
memukul, melempar dan menangkap.
Dari
kelima alat masing-masing di dalam melakukan rangkaian diiringi music. 
Lapangan
yang dipergunakan untuk suatu rangkaian senam irama ialah lantai yang 
ditutup
oleh matras yang berukuran 12 X 12 cm.
D.      
Komponen-Komponen
Kesegaran Jasmani yang Terdapat dalam Senam
Kesegaran
jasmani pada hakekatnya bukan sesuatu keadaan yang berdiri sendir, 
melainkan
lebih merupakan perpaduan dari beberapa komponen. Pemisahan atau
membeda-bedakan komponen-komponen itu saaatu sama lain hanya mungkin 
dalam
perbincangan teori, karena selalu saja ada bagian-bagian yang tak dapat
dipisahkan.
Ada
empat komponen dasar yang mutlak diperlukan dalam memelihara dan 
meningkatkan
kesegaran jasmani serta sikap tubuh yang baik yaitu kekuatan otot, 
kelentukan,
daya tahan dan relaksasi. Keempat komponen dasar tersebut dapat 
dilakukan
melalui kegiatan senam.
1.     Kekuatan
otot
Kekuatan otot yang 
dalam bahasa
Inggris disebut “Muscular Streengght” merupakan komponen dasar yang 
penting
dalam menyelesaikan tugas-tugas fisik yang memerlukan pengerahan tenaga.
Kekuatan ialah kemampuan mengerahkan tenaga dalam melawan beban atau 
tahanan.
Otot-otot yang kurang diberi pekerjaan atau
kurang terlatih cendrung menjadi lemah,
kendor, kurang tenaga. Namun dengan latihan dan kerja yang teratur dan
berkesinambungan maka otot-otot akan menjadi kuat. Dengan senam yang
direncanakan kekuatan dapat dikembangkan serta tegangan otot diperbaiki.
Kekuatan penting dalam kegiatan manusia, selain itu juga untuk 
memelihara  bentuk tubuh dan sikap yang baik. 
Namun perlu
diingat bahwa tidak setiap pekerjaan memerlukan kekuatan otot yang sama.
 Karena
itu tidak sepatutnya kita berharap agar setiap orang memiliki kekkuatan 
yang
sesuai dengan jenis pekerjaannya. 
Pola-pola kegiatan 
yang menggunakan
kekuatan otot contohnya ialah menari beban seperti pada tarik tambang 
atau
menarik pedati,
mendorong benda berat, menjinjing dan menjunjung. Pola kegiatan lain 
yang
menggunakan kekuatan yang dipadukan dengan kecepatan, contohnya 
menendang bola
dengan keras.
Perpaduan kekuatan 
dan kecepatan
disebut “power”  memang peranan penting
dalam keterampilan olahraga. Otot-otot terdiri atas sejumlah fibrin 
(serabut
otot) yang secara genetis jumlahnya tidak ssama bagi setiap individu. 
Jumlah
fibril yang lebih banyak mempunyai potensi fungsional lebih tinggi dari 
yang
kurang. Artinya dapat lebih kuat, bila sama-sama dilatih. Otot yang 
terlatih
menjadi lebih  besar, fibril-fibril lebih
gemuk dan menjadi lebih kuat. Besarnya otot ada hubungannya dengan
kekuatan dan daya tahannya.
2.     Kelentukan
Kelentukan ialah 
derajat kemampuan
gerak pada berbagai persendiaan atau beberapa persendiaan. Seperti 
gerakan
melipat siku hanya bekerja satu persendiaan yaitu persendian engsel. 
Tetapi
pada gerakan membungkuk yang bekerja adalah sejumlah persendiaan, yaitu
tulang-tulang leher, punggung, pinggang. Kelentukan merupakan syarat 
mutlak
untuk mengerahkan kekuatan dengan derajat kemungkinan gerak penus secara
 efisien.
Sebagai contoh misalnya gerakan mengambil bola (cock) rendah dekat net 
pada
permainan bulu tangkis, di mana pemain harus melangkahkan kaki secara 
penuh
sambil menyodorkan tangan ke depan. Walaupun pada gerakan ini kekuatan 
dan
kecepatan bekerja, tetapi peranan kelentukan sangat menentukan.
3.     Daya
tahan
Daya tahan sering 
diberi batasan
sebagai kemampuan secara jasmaniah seseorang untuk melakukan suatu 
pekerjaan
tertentu dalam waktu yang cukup panjang tanpa sesudahnya mengalami 
kelelahan
yang berlebihan, dalam arti pulih dalam waktu yang wajar.
Daya tahan adalah 
kemampuan menunda
kelelahan yang akan menyertai kerja fisik. Batasan ini sebenarnya sama
pengertiannya dengan yang terdahulu. Daya tahan ada bermacam-macam 
seperti daya
tahan mengetik selama lima jam dalam sehari, seharian mendaki bukit, 
berlari
satu setengah kilo meter dan lain-lain. Namun demikian daya tahan itu 
secara
praktis menyangkut kemampuan kerja sistem cardio vascular respiratory 
(sistem
peredaran darah dan pernafasan) yang disebut juga ergosistem sekunder.
a.       Daya
tahan otot
Daya tahan otot ialah
 daya tahan
setempat (lokal) pada otot yang bekerja untuk sesuatu kegiatan. Daya 
tahan otot
bergantung pada dua hal yaitu kekuatan otot dan pengerahan (suplai) 
darah
terhadap kelompok-kelompok otot tersebut. Otot-otot dengan kekuatan yang
 lebih
besar mempunyai daya tahan yang lebih besar pula.
Dengan kata lain yang
 lebih kuat
kerjanya lebih efisien dan kelelahan dikurangi. Sebagai contoh misalnya
seseorang yang tangannya berotot kuat akan dapat melakukan gerakan push 
up
lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan berotot kurang kuat.
b.      Daya
tahan cardio vascular respiratory
Daya tahan ini 
menyangkut kemampuan
tubuh untuk mengerahkan daerah yang mengandung O2 dan nutrisi kejaringan
 tubuh
yang aktif, serta menyangkut sisa-sisa metabolism kea lat-alat 
pengeluarannya.
Itu semua berhubungan dengan kekuatan dan tonus (tegangan) jantung. 
Kerja
paru-paru, peredaran darah dan mobilisasi cadangan energi dalam 
menghadapi
tekanan yaitu latihan jasmani dan kerja.
Jantung adalah otot 
seperti
otot-otot yang lain bila terlatih menjadi lebih kuat dan sebagai 
akibatnya
dapat memompa darah lebih banyak, dengan demikian maka denyut nadi lebih
tenang. Jantung yang lebih kuat lebih cepat bereaksi terhadap kegiatan 
jasmani
yang meningkat, tetapi juga lebih cepat menurun kea rah normal 
denyutannya.
Latihan daya tahan 
cardio vascular
respiratory selain memperkuat jantung yang berarti melancarkan peredaran
 darah
juga mempengaruhi kapasitas vital yaitu jumlah O2 yang dapat diambil 
oleh paru-paru
pada saat bernafas, sehingga tarikan nafas pada saat istirahat tidak 
dalam.
4.               
Relaksasi
Komponen keempat dari
 pada
kesegaran jasmani adalah relaksasi. Komponen ini sebenarnya bersifat 
jasmaniah
dan rohaniah. Secara jasmaniah maka relaksasi adalah kemampuan 
melepaskan
ketegangan yang berlebihan pada saraf otot.
Ketegangan yang 
berlebihan pada
saraf  dan otot dapat disembuhkan dengan
berolahraga yang mengandung unsur rekreatif. Saraf dan otot harus berada
 dalam
tegangan yang optimal. Dalam keadaan demikian otot cepat reaksinya dan 
mudah
serta bebas gerakannya.
Ketegangan yang 
berlebihan biasanya
terjadi karena beberapa sebab seperti kekurangan tidur, lelah, kurang 
gizi,
tekanan darah tinggi, kedaan emosi, masalah postur dan keadaan 
lingkungan.
Hipertensi otot 
menyebabkan kerja
tidak efisien karena banyak menyebabkan tenaga sehingga cepat menjadi 
lelah. Di
samping itu dapat menghambat kemampuan tidur dan beristirahat dengan 
baik, jadi
jika Anda merasa tegang karena kesal atau bosan carilah kegiatan yang 
dapat
mengembalikan semangat dan menyehatkan badan. Bila anda selalu merasa 
lesu atau
lelah carilah sebabnya bukan hanya pada kerja Anda melainkan juga pada 
gizi
Anda, istirahat anda dan tidur Anda. Relaksasi adalah masalah 
individual.

Komentar
Posting Komentar